SEBUAH JURNAL PERJALANAN GARDADASA

Perkenalkan kami GARDADASA, nama dari salah satu angkatan dari Organisasi Pencinta Alam di Perguruan Tinggi Sidoarjo. Singkat saja, kami beranggota kan 10 orang. Terdiri dari 5 laki – laki dan 5 Perempuan, mereka memiliki nama lapangan masing-masing diantaranya : Kacang, Mringis, Genang, Japit, Jawil Resus, Abah, Mawe, Kubur, dan Kolor. Kami sepakat bahwa 10 orang ini menjadi saudara baru dihidup kami, banyak hal yang sudah kami lalui bersama, banyak cerita yang sudah menjadikan kenangan untuk diingat, ada beberapa gesekan yang sudah kita lalui, dan semua itu menjadikan kami saudara yang saling melengkapi satu sama lain. Ada beberapa tahap yang harus kami lalui untuk menjadi Anggota Biasa di Organisasi Kami, salah satu dari tahap tersebut adalah Rock Climbing,  mungkin sebagian orang memandang kegiatan Rock Climbing adalah olahraga  membahayakan dan banyak resiko yang harus dihadapi. Tapi dengan adanya pengetahuan atau pengenalan materi tentang Rock Climbing, resiko tersebut dapat dikurangi dan menjadikan Rock Climbing sebagai Olahraga Outdoor yang diminati. Beruntunglah kami memiliki senior cukup baik yaitu Mas Lemu sehingga dapat membagi ilmu tentang Rock Climbing, meliputi macam – macam alat yang digunakan, Cara mengikat simpul, dan langsung praktik ke medan sebenarnya.

Sudah ada beberapa materi yang kami dapatkan selama menjadi Anggota Muda tentang Rock Climbing, tiba saatnya untuk kami mengaplikasi kan ke tebing sebenarnya. Rabu 12 Juni 2019, malam itu kami berkumpul. Kami (anggota GARDADASA) dan Anggota Biasa membicarakan tanggal yang tepat untuk Latihan Alam Terbuka, berbagai argument keluar dari setiap anggota dan kita menyepakati keputusan untuk berangkat tanggal 15 Juni 2019. Berbagai persiapan kami lakukan mulai dari Alat, Fisik dan Kesehatan. Jumat 14 Juni 2019 kami berkumpul kembali, semua alat panjat kami persiapkan dan harus terpacking rapi di dalam carrier, diantaranya :

  • Tali Karmantel (dinamis dan statis), 
  • Harnes,
  • Sepatu Panjat,
  • Figur Eight,
  • ATC,
  • Runner,
  • Carabiner (screw,oval,delta),
  • Pulley,
  • Chalk Bag,
  • Sarung Tangan
  • Helm
  • Webbing

Waktu menunjukan jam 11 malam, semua alat dan persiapan logistic sudah terpacking rapi dalam carrier. Sabtu 15 Juni 2019 waktu nya kami berangkat, sangat disayangkan ada beberapa saudara kami yang tidak bisa ikut dalam kegiatan Alam Terbuka ini, tapi itu tidak menurunkan semangat untuk berangkat. Pukul 14:00 kami berkumpul di tempat tercinta, kebun mapala. Yang kami bicarakan pun sama, “Ketegangan Dalam Pemanjatan Tebing” satu kata yang selalu kami ingat dalam setiap kegiatan alam terbuka yaitu “Percayalah Pada Alat”kata ambigu yang selalu bisa memberikan keberanian pada kami. 1 jam 2 jam berlalu, semua anggota sudah berkumpul, ada 10 orang yang berangkat yaitu Kacang, Mringis, Genang, Mawe, Resus, Kubur, Abah.  Untuk Anggota Biasa ada 3 orang yaitu, Mas Lemu, Mas Jalan dan Mas Slo. Pukul 17:00 dengan diawali doa kita memulai perjalanan menuju Lembah Kera (Malang). Jalanan sore itu lumayan rame “Saturday Night” begitu sebagian orang menyebutnya banyak orang pergi luar kota untuk menikmati weekend mereka, sehingga perjalanan menuju Lembah Kera sedikit agak lama.

Pukul 19:30 kami singgah di sebuah tempat pengisian bahan bakar di wilayah Purwodadi untuk rehat sejenak dan melakukan kewajiban sholat. 30 menit berlalu, sholat sudah dilakukan, punggung sudah terselamatkan. Kami bergegas melanjutkan perjalanan agar tidak terlalu malam sampai di Lembah Kera. Memandang kota Malang waktu malam hari disebuah warung dekat persimpangan desa kami berhenti. Bebek dan Lele goreng menjadi pilihan kami untuk memanjakan perut malam itu, karbohidrat, Protein, Lemak sudah terpenuhi. Segera angkat carier dan kami kembali melanjutkan perjalanan, malam ini pukul 21:30 terlihat pada jam tangan eiger di lengan sebelah kiri perempuan itu. Untuk menuju wilayah Lembah Kerah kami masih harus menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam dari tempat kami singgah, tidak ada pos penjagaan atau tempat loket karcis yang seperti yang kami bayangkan. Tiba lah kami di Lembah kera waktu itu pukul 23:30, segera kami bangun tenda dan merapikan peralatan kami bawa. Sial nya malam itu, tidak ada satupun orang yang mengingatkan untuk membeli air mineral mungkin beban punggung sudah mulai menumpuk menjadi lelah yang menjamur, alahasil dua orang dari kami harus turun ke pemungkiman untuk membeli air. Tak lama setelah tenda sudah berdiri, terdengar suara motor yang mengarah ke pada kami, terlihat salah satu Anggota Biasa menghampiri kami “Mas Pesok” begitu kami menyapa nya. Tak banyak cerita waktu malam di Lembah Kera, kami harus tetap menjaga kondisi untuk aktifitas pagi nanti. Kicauan burung dan suara binatang di sekitar shelter
membangunkan kami, Rona jingga yang terlihat samar ketika sang surya akan memperlihatkan wujudnya   telihat begitu jelas didepan mata kami “Ciptaanmu sungguh indah Tuhan” ucap kawan kami sambil berjalan keluar tenda.Terlihat sosok burung hantu tersangkut benang diranting pohon diatas tebing, dengan panggilan jiwa dan hati nurani Mas Pesok pun menolong burung tersangkut tersebut. Dari kejauhan terlihat 2 orang dari Anggota Biasa menyusul pada pagi itu, Mbak Menje dan Mbak Unyil serta 3 orang dari Organisasi Pencinta Alam kampus lain pun ikut dengan mereka dari Himmpas yaitu Mas Bedengek dandari OPA Garendra Giri namun kami tidak tau nama Lapangan Mereka. Sedangkan 2 Anggota Biasa yang lain (Mas Slo dan Mas Lemu) pergi  turun untuk membeli makanan di pemukiman, sedangkan kami Anggota GARDADASA mengantri untuk mandi.  Jam menunjukan pukul 06:30 pagi,  tidak lama setelah itu Mas Lemu dan Mas Slow sudah kembali membawa kan makanan untuk kita bersama. Kami punya tradisi sendiri dalam  cara  makan bersama-sama,  duduk mendayung terutas sebuah kertas minyak ditengah  pijakan  yang kami singgahi, sebuah kebersamaan dan kekeluargaan yang tidak bisa dibeli,  lahap senyap  tidak tersisa mungkin karena efek semalam.  Semua orang terlihat bersemangat untuk  Rock Climbing  tapi kita (GARDADASA)  harap cemas mulai terasa, semua rasa takut berungkup dikening kepala.  Sebuah komando memanggil kami untuk bergerak berkumpul  untuk melakukan  pemanasan sebelum kami  berdiri diatas tebing yang digantung tali Karmantel dan berlindung hanya dengan sebuah helm. Kompak   menirukan  gerakan yang telah tercipta  dari Mas Lemu 3x lari kecil mengilingi área camp menyudahi pemanasan pagi ini. Intruksi untuk segera memulai pemanjatan pun telah dilantangkan. Tebing yang berdiri gagah dibelakang kami pun seperti tertawa menanti kami. Dengan ketinggian kurang dari 50m kami harus berdiir ditatas top ancor untuk bisa menyelasaikan Latihan Alam Terbuka ini. Kali ini Mas Slo yang diberi kesempatan untuk memasang Anchor diatas tebing. Kemudian Mas Slo tidak berani turun karena takut ketinggian, pemanjatan kali ini menggunakan teknik top rope (memanjat dengan metode katrol, dengan memasang Pulley diatas top anchor) dengan menyidakan alat – alat sebagai berikut:

No Nama Alat Fungsi
1 Tali Karmantel Dinamis Sebagai alat utama untuk Pemanjatan
2 Pully Sebagai katrol menarik beban
3 Carbiner Sebagai Pengait yang dikaitkan dengan alat lainnya
4 Harnest Sebagai alat pengikat tubuh dan sebagai alat pengaman yang nanti nya dihubungkan dengan tali
5 Helm Sebagai pelindung kepala
6 Tali Pursik Ada beberap fungsi dari Tali Pursik, salah satunya adalah Sebagai alat panjat ke atas yang dikaitkan di Karmantel
7 Runner Sebagai alat untuk pengait pada Hanger
8 Sepatu Panjat Sebagai alat pelindung kaki dari tebing yang curam
9 Calk Bag Sebagai tempat magnesium carbonat
10 ATC Sebagai alat menahan tali selama pemanjatan agar pemanjat tidak terjatuh
11 Webbing Ada beberapa fungsi dari Webbing salah satunya, berguna sebagai Harnes
12 Figur Eight Sebagai alat untuk menuruni medan vertical dan tali sebagai jalur
13 Jumar Sebagai alat bantu untuk menaiki tali (biasanya digunakan untuk SRT)

Dari angkatan kami yang pertama mencoba untuk memanjat yaitu  Kubur  percobaan pertama dia gagal. Jatuh waktu di seperempat jalan. Percobaan kedua pun sama dia juga gagal, kali ini sedikit agak tinggi dari yang pertama.Kloter ke 2 diisi dengan Mawe yang mencoba nya, tetap sama dia juga gaggal, namun Mawe dengan posisi  lebih tinggi dari Kubur. Kloter ketiga yang mencoba ialah Kacang , dia mencoba 2x tetapi tetap sama  tidak berhasil memanjat sampai TOP, Kloter ke 4 yaitu Resus, dengan pecaya diri dia mencoba memanjat namun masih sama dikalahkan oleh tebing, Kloter ke 5 yaitu Mringis  gadis ini mencoba untuk memanjat tapi tetap sama tidak berhasil sampai TOP, Kloter ke 6 yaitu Genang , tetap sama tidak berhasil juga . Yang terakhir mencoba nya yaitu Abah.Masih sama tetap tidak bisa sampai TOP Anchor. Dari angkatan kami tidak ada yang bisa mencapai TOP Anchor, mungkin baru pertama kali mencoba atau memang kurangnya latihan pada medan sebenarnya, sehingga kurang nya pemahaman pemilihan pada sisi point yang dipijak. GARDADASA sudah selesai mencoba memanjat, ada perkenalan pemanjatan oleh MasBedengek, Beliau berasal dari  Mahasiswa Pencinta Alam Himmpas, beberapa trik dan pemilihan point pijakan ditujukan untuk kami. Tenaga kala itu terkuras, Panasnya sang surya perlahan melunturkan  energi kami.  Sore pun tiba, waktu untuk bersih bersih dan merapikan alat, tenda, alat panjat, perlengkapan pribadi dll. Waktu sudah menunjukan 16:30 kami pun segera bergegas pulang, semua personil pun sudah siap semua Markicab. Ditengah perjalanan di kota Malang yang dingin pukul 18:30 kawan kami Abah mengalami trouble pada motor yang ia kendarai. Berhenti sejenak untuk memperbaiki motor Abah, ada beberapa kawan kami yang menunggu didepan selesih jauh, kondisi jalan sangat macet tidak memungkinkan untuk pelan atau melihat teman  yang lain. Pukul 19:30 kami istirahat disebuah warung makan di depan stasiun Lawang, kembali lagi dengan kesombongannya sang bulan tersenyum di Langit Malang, suhu yang lumayan dingin membuat syahdu malam itu dengan bersenggama menyantap makanan yang sudah datang. 20:00 makan sudah habis, lelah sudah lumayan terkuras, segeralah kita untuk langsung menuju rumah. Ala ala rossi, kami memacu kendaraan dengan sangat cepat. Kondisi badan sudah sangat lelah, mata sudah sangat mengantuk, kami sudah tidak lagi bergerombol melainkan perorangan. Alhamdulillah perjalanan pulang tidak ada kendala apapun, semua bisa sampai dirumah dengan selamat. Perkiraan tiba untuk semua personil diperkirakan rata – rata jam 22:00 waktu Sidoarjo.

Terimakasih telah membaca Jurnal kami, Jurnal ini kami tunjukan untuk kordiv Mas Lemu guna memenuhi syarat mengikuti Latihan Alam Terbuka. Sekian dari kami Anggota GARDADASA Salam Lestari

:

GNK 2019

Tanggal 24 MARET 2019 http://harianbhirawa.com/wakil-bupati-pimpin-gerakan-nyemplung-kali/ http://surabaya.tribunnews.com/2019/03/24/wabupsidoarjo-nyemplung-kali-bareng-pelajar-dan-mahasiswa http://jatim.tribunnews.com/2019/03/24/bersihkan-sampah-wakil-bupati-sidoarjo-nyemplung-kali-bersama-siswa-siswi-smp-dan-sma http://beritajatim.com/pendidikan-kesehatan/hari-air-mahasiswa-umaha-nyemplung-kali/ http://republikjatim.com/baca/gelar-gnk-umaha-sepanjang-dukung-pemkab-sidoarjo-peduli-lingkungan https://beritalima.com/wabup-apresiasi-program-gerakan-nyemplung-kali-dari-umaha/