PSBB BERDAMPAK UNTUK LINGKUNGAN HANYA SEMENTARA.

OPINI– Pembatasan Sosial Berkala Besar saat ini memang gencar di lakukan oleh pemerintah guna meredam dan mematikan mata rantai corona virus.Dilansir dari Okezone.com, presiden Joko Widodo (jokowi) telah mengeluarkan peraturan pemerintah (PP) Nomor 21 tahun 2020 tentang PSBB dalam rangka penanganan Corona virus disease(Covid-19) pada 31 maret 2020 lalu.

Pembatasan Sosial Skala Besar sudah diterapkan di wilayah Surabayadan sekitarnyapada 28 april 2020lalu dan sudah diterapkan secara taat untuk saat ini. Sejumlah jalan protocolpun mulai sepi dan warga sekitarpun telah melakukan karantina mandiri. Lalu adakah dampak untuk lingkungan saat ini ?.

Dilansir dari suarasurabaya.net pakar lingkungan ITS, Arie Dipareza Syafei mengatakan berkurangnya volume kendaraan di jalan Surabaya mempengaruhi kualitas udara Surabaya dan sekitarnya.“secara teoritis, berdasarkan data yang ada, polusi udara di wilayah Surabayadi dominasi kendaraan bermotor dengan adanya PSBB, Stay at Home,Volume kendaraan berkurang jelas udara akan membaik”

Tidak hanya di jalanan Surabaya saja yang terpantau sepi saat ini. Di kota tetangga tepatnya Sidoarjo juga mengalami sepi.Sehingga udara di wilayah tersebut juga akan Nampakbaik untuk warganya. Meskipun begitu kualitas membaiknyaudara hanya bersifat sementara bukan permanen. Kenaikan polusi udara bisa saja terjadi lagi setelah Pembatasan Sosial BerskalaBesar berakhir hal itu dibuktikan dengan kemacetan yang sering terjadi di ruas jalan salah satunya Buduran Sidoarjo hingga CITO Mall Surabayaatau Bundaran Waru Hingga sepanjang jalan taman yang sering mengalami kemacetan parah pagi hingga sore hari.

Meskipun ada dampak baiknya dari hilangnya polusi udara untuk sementara waktu tetap saja ada kabar buruknya. Menurut WMO, organisasi Meteorologi Dunia menyatakan polusi tidak hanya di sebabkan oleh udara saja. Polusi iklim yang dipicu oleh emisi gas rumah kaca juga berdampak jangka panjang bagi atsmosfir. “saat ekonomi dunia mulai pulih dari virus corona, emisi akan kembali normalbahkan melonjak karena beroperasinya industri yang sempat terhenti”ujar petteri.

Lalu bagaimana solusi nya agar dampak lingkungan tetap baik untuk masyarakat kualitas polusi udara tetap terjaga.Yaitu dengan metode SDGsdengan mengurangi kendaraan bermotor dan menggantinya dengan bersepeda meskipun tidak rutin dilakukan setidaknya langkah kecil ini membantu. Sebab hal-hal besar dimulai dari yang terkecil.

Langkah kedua yaitudengan memelihara banyak tanaman untuk perkarangan rumah baik tanaman hias,gantung dan pohon setidaknya tanaman mampu menyaring kualitas udara.Langkah ketiga yaitu tidak membakar sampah secara belebihan. Sebab pembakaran dari sampah juga berdampak untuk kualitas udara dan yang terakhir adalah dengan menerapkan hidup bersih dan hemat. Bersih dalam artian menjaga rumah tetap bersih, menjaga tubuh tetap bersih dan hemat terhadap penggunaan listrik. Pembatasan penggunaan listrik adalah solusi yang begitu efektif. Salam lestariREDAKSI mapala.umaha.ac.i

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *